Rinda, adalah salah satu ciblek yang
hampir setiap hari mangkal di sebuah mal kawasan Malioboro. Ia putri seorang
dosen sebuah perguruan tinggi terkenal di Yogyakarta.
Gadis manis satu ini minggat dari
rumah orang tuanya karena merasa terlalu dikekang. “Di rumah terlalu banyak
larangan. Tidak boleh ini, tidak boleh begitu. Rasanya seperti di penjara,”
katanya.
Karena itu ia memilih untuk tinggal
di rumah kos. “Rasanya lebih bebas. Bisa melakukan apa saja. Pokoknya seenak
sayalah,” ujarnya sambil tertawa lepas.
Ia sangat menikmati kehidupannya
sebagai ciblek “Naik mobil, tidur di hotel, makan di tempat yang mewah, dan
sebagainya,” katanya.
Kendati melek sampai larut malam,
Rinda terbiasa bangun pagi-pagi untuk berangkat sekolah. Ia sangat pandai menyembunyikan
‘profesinya’. Kalaupun kepergok teman sekolah atau tetangganya di mal tersebut,
ia tidak terlalu khawatir. Karena di Yogyakarta terlalu banyak anak-anak remaja
yang nongkrong di pusat-pusat keramaian seperti itu.
Lalu bagaimana cara Linda menggaet
pria hidung belang? “Tidak terlalu susah. Saya tahu dari cara dia melirik. Lalu
saya senyum sedikit, dia juga tersenyum. Biasanya kalau pria sudah tersenyum,
langsung mendekatkan diri. Ya kemudian jalan,” cerita Rinda.
Para ciblek di Yogyakarta memiliki
beberapa tempat mangkal. Mereka bisa ditemukan di sebuah mal di kawasan
Malioboro, di Jl Perwakilan atau di kawasan Senisono.
Para remaja yang biasa nongkrong di
tempat tersebut, menurut Rinda, rata-rata ciblek. Antara pelajar dan mahasiswi,
punya kelompok sendiri-sendiri, sehingga tidak saling mengusik.
Untuk mendekati mereka, sebenarnya
tidak terlalu gampang, meski tidak sulit. Para ciblek ini biasanya lebih suka
diajak berkenalan, makan-makan baru kemudian transaksi.
“Tapi kami bukan pelacur,” katanya.
Ia menyebut dirinya sebagai gadis remaja yang mencari kesenangan. “Kalau
pelacur, kan mau dibawa ke mana saja dan oleh siapa saja yang penting diberi
uang,” ujarnya.
Tapi Rinda selalu memilih-milih
teman kencannya. Dia lebih suka pria yang ganteng dan berpenampilan rapi. “Pria
terlalu tua juga saya hindari. Kalau 40 tahun ke bawah okelah. Malu rasanya
dengan bapak-bapak. Takut terbayang orang tua sendiri,” katanya.
Khusus di kawasan mal, para ciblek
bisa ditemukan di kedai makanan atau di dekat WC umum. Sedangkan di kedai kopi
yang ada di kawasan itu ditemukan hombreng atau gay yang juga dari kalangan
remaja.
Sedangkan di Senisono, kebanyakan
adalah ciblek yang berbaur dengan anak-anak jalanan. Sementara di Alun-alun
Utara lebih banyak kaum homo. Kawasan lainnya yang mulai marak dengan pelacuran
anak-anak adalah Alun-alun Selatan.
Tri, 17 tahun, salah satu ciblek
‘penghuni’ Alun-alun Selatan. Pengalaman pertamanya melayani pria diperoleh
tidak jauh dari tempat tinggalnya.
Ia tinggal di Yogya Selatan yang
pernah menjadi lokalisasi. “Kakek saya memang punya kopel di SG. Ibu saya juga
membantu,” katanya. SG merupakan sebutan untuk Sanggrahan, kawasan
resosialisasi para pelacur di Yogyakarta yang kini telah tergusur untuk
pembangunan terminal bus.
Kendati masih sangat belia, Tri
cukup pandai memainkan harga jika ada yang menawar. “Kalau mereka tanya ya saya
jawab Rp 100.000 sekali main,” katanya. Tapi tarif yang dipasang Tri bukanlah
harga mati. Biasanya kalau sudah diajak makan atau nonton oleh calon teman kencannya,
harga akan turun sampai Rp 25.000.
Soal harga, seorang pria yang sering
menjadi perantara ABG di Alun-alun Selatan, mengatakan, harga bisa ditekan
serendah mungkin. Bahkan bisa gratis.
Caranya? “Diakrabi dulu, ajak
puter-puter, mabuk three in one baru jipan, paling mahal no ban go atau Rp
25.000, sudah bisa di-ebut” kata Zuma, pria muda yang sering menjembatani
transaksi ABG itu.
Three in one adalah istilah untuk
menyebut mabuk dengan pil, minuman keras, dan sekaligus ganja. Istilah ini
sering pula diganti dengan tiga dimensi. Sedangkan ebut istilah untuk hubungan
badan.
Setiap malamnya, Tri biasanya
mengantongi Rp 15.000. Tapi kalau musim ‘panen’, penghasilannya bisa
berlipat-lipat. Yang dimaksud musim ‘panen’, bila kegiatan besar di Yogyakarta,
baik berskala nasional maupun internasional termasuk kegiatan olahraga, mereka
akan mendapat banyak pesanan. “Kalau ada kegiatan seperti ini, kami bisa
mendapat Rp 250.000 selama tiga hari,” katanya.
Yang biasanya menggunakan ‘jasa’
mereka pada hari-hari biasa adalah para remaja yang rata-rata memiliki uang
saku yang cukup.
Lain lagi cerita Tiyas, yang biasa
mangkal di sebuah kafe di Jl Perwakilan jika yang mengajaknya itu orang yang
tampak memiliki uang yang cukup banyak, mengggunakan mobil, dan bahkan
melengkapi diri dengan handphone serta belum kenal, bisa mematok harga Rp
100.000 sekali main.
“Tapi kalau sudah kenal baik, harga
bisa dikorting,” katanya. Tapi Tiyas lebih suka berkencan dengan pria yang sudah
dikenal alias telah berkali-kali berhubungan dengannya.
Menurut Tiyas yang masih sekolah di
sebuah SLTA, berhubungan dengan pria yang belum dikenal terutama anak-anak
sekolah atau mahasiswa, lebih banyak susah daripada enaknya.
Seperti yang pernah dialaminya,
sejumlah pria remaja mengajaknya ke rumah kost, lalu diajak minum sampai mabuk.
Setelah itu dikencani ramai-ramai.
“Sudah itu digabur atau dilepas
begitu saja di suatu tempat yang cukup sepi,” katanya.
Lokasi yang paling sering dijadikan
tempat untuk nggabur adalah Ring Road Selatan, yang relatif sepi dan jauh dari
pemukiman penduduk.
Setelah kejadian itu, Tiyas
menceritakan kepada teman-temannya. Ternyata pengalaman serupa juga pernah
dialami oleh temannya. “Jadi kalau pelajar atau mahasiswa yang datang,
siap-siap saja untuk kecewa,” katanya.
Bagaimana membedakan pelajar dan
mahasiswa dengan pria yang sudah bekerja? “Kalau pelajar atau mahasiswa
datangnya rombongan. Kalau yang sudah bekerja, biasanya sendirian,” ujarnya.
Karena ‘pintu’ sudah tertutup untuk
mahasiswa dan pelajar, menurut Tiyas, biasanya mereka mengencani pelacur liar
yang biasa beroperasi di Alun-alun Utara.
‘Ciblek Lanang’ Melayani Wanita
Kesepian
CIBLEK lanang. Sebutan untuk ABG
pria yang menjual diri di Yogyakarta. Seperti juga gadis remaja, mereka juga
anak sekolah dan punya tempat mangkal sendiri-sendiri.
Mereka bersedia melayani siapa saja,
pria homo atau wanita kesepian. Ciblek lanang yang rata-rata pelajar SLTA dan
mahasiswa, juga banyak mangkal di mal dan pusat-pusat keramaian lainnya.
“Banyak pelancong wanita yang
kesepian. Ya, mereka mencari kami untuk menemaninya jalan-jalan dan tidur di
hotel,” kata Koko, ciblek yang sekolah di sebuah SMU di Yogyakarta itu
menjelaskan. Pelancong wanita yang sering menggunakan ‘jasa’ mereka kebanyakan
datang dari Jakarta.
Wanita ‘pemburu’ ciblek lanang
rata-rata berusia muda. “Ada juga berumur 40 tahun. Dan sepertinya mereka sudah
bersuami. Tapi soal itu kami tidak pernah tanyakan kepada mereka,” kata Koko.
Selain melayani pelancong, Koko juga
kerap menemani para mahasiswi di rumah-rumah kontrakan atau kamar kos. “Bila
melayani mahasiswi, saya sering diminta memakai kondom,” ujarnya.
“Tapi kalau dengan pelancong, jarang
pakai kondom. Saya tidak tahu, mereka suka polos,” ujarnya.
Tarifnya? Untuk mahasiswa rata-rata
Rp 25.000 . Paling rendah Rp 15.000, “Tapi Rp 10.000 juga jadi kalau ceweknya
cantik,” kata Koko. Sedangkan untuk pelancong wanita, Koko memasang tarif Rp
50.000 sampai Rp 100.000.
Ciblek lanang tampil sebagai ‘pemain
AC DC’. Selain melayani wanita, juga melayani pria homo.
Bila ‘menjaring’ pria homo, mereka
mencari mangsa di Alun-alun Utara dan di sebuah restoran di Jl Pasar Kembang.
Mereka lebih luka dibawa pria bule.
“Orang bule itu tidak pelit,” kata
Koko. Ia menjelaskan, para bule kebanyakan ‘mengencani’ mereka relatif cukup
lama. ”Kalau mereka di Indonesia seminggu, kami dipakai seminggu pula. Tidak
jarang diajak ke mana-mana,” ujarnya.
Koko, pria kelahiran Semarang itu,
menjelaskan untuk aktivitas seksualnya dengan para homo selain sodomi juga oral
seks. Bahkan tidak jarang ‘69′. Istilah ini untuk menyebut melakukan oral seks
secara berbarengan.
Kendati lebih menyukai pria bule,
mereka juga sering mendapat ‘order’ dari pria lokal. Dari para homo, biasanya
mendapat uang saku antara Rp 50.000 – Rp 150.000 serta ditambah ajakan makan di
restoran serta menikmati udara luar kota.
Para ciblek lanang ini pada dasarnya
terbagi dua jenis. Koko menjelaskan, ada satu kelompok homo yang berperan
dirinya sebagai wanita, namun ada yang berperan sebagai pria. Yang sebagai
wanita, ujar Koko, tidak harus berdandan seperti wanita, tetapi kegenitannya
memang seperti wanita, dan mencari pasangan yang gagah. Sedangkan yang
berposisi sebagai pria tentu akan mencari yang genit-genit.
Kenapa Koko bisa menyukai pria
sekaligus wanita? Sejak kecil dirinya memang sudah menyukai sesama jenis. ”Saat
saya sekolah di Yogyakarta ini, rekan duduk sebangku saya kebetulan hombreng.
Dia yang mengajak saya mengenal dunia yang lebih luas. Tapi sebagai laki-laki saya
juga sangat tertarik kepada wanita,” katanya.
Lain lagi cerita Dedy, pria yang
sering mangkal di sebuah kafe di Jl Pasar Kembang. Putra seorang perwira
menengah di Jakarta yang kini sedang menyelesaikan studinya di sebuah perguruan
tinggi negeri di Yogyakarta mengaku melayani pria homo hanya kesenangan semata.
Dedy ‘menjajakan’ dijalani sejak
berada di Yogyakarta. Meski demikian, Dedy mengaku kenal dengan kehidupan
homoseksual sejak masih duduk di SLTP. Saat itu, katanya, ia sering diberi uang
dan diajak ke tempat-tempat permainan anak-anak oleh tetangganya. ”Ini saat
papah masih dinas di Surabaya,” katanya. Oleh tetangganya inilah, Dedy mendapat
kenikmatan homoseksual dan itu keterusan.
Lalu kenapa menjual diri? Dedy
menjelaskan, semula memang tidak sengaja. Saat bersama-sama dengan rekan-rekan,
ia sempat diajak ‘main’ oleh kenalan barunya. ”Bahkan saya jadi pacarnya selama
beberapa bulan,” katanya.
Setelah putus dengan ‘pacarnya’
itulah, Dedy merasa kecewa dan bersamaan pula dengan makin seretnya kiriman
dari orangtua, terpaksa mencari tambahan biaya. “Biaya kuliah serta bahan-bahan
praktek sekarang harganya sangat mahal,” katanya.
Melayani pria homo, jelasnya memang
bukan tujuan utama. Karenanya, katanya, tarif yang dipasang pun tidak selalu
disodorkan. “Kalau saya mau melayani dan dia juga baik, kenapa harus pasang
harga. Biasanya mereka tahu dan memberi tips setelah main,” katanya.
Pendapatannya memang tidak tinggi,
rata-rata per bulan sebesar Rp 750.000 sesudah dikurangi biaya obat-obatan yang
diperlukan. Ia sendiri mengaku tidak terlalu suka dengan orang-orang bule.
Alasannya? Para bule agak kasar.
Seperti halnya Koko, ciblek lanang
lainnya, Andi yang mengaku berasal dari Cirebon melayani pria homo sudah
sekitar tiga tahun. Katanya, melayani para bule lebih mengasyikkan. Apalagi,
dua tahun lalu sempat diajak jalan-jalan ke Swiss oleh pasangan bulenya,
sekadar untuk menikmati liburan.
Orang-orang bule, lanjutnya,
biasanya mengajak main dengan sepenuh hati. Artinya, mereka menikmati dan
menjalani kehidupan seksualnya ’sangat manusiawi’. “Pakai foreplay,
cium-ciuman, sebelum main. Bahkan setelah main, mereka masih peduli. Beda
dengan orang kita sendiri yang maunya langsung, habis itu pisah,” katanya.
Bersama-sama orang bule ini,
ucapnya, biasanya selama mereka berada di Yogya akan menjadi pasangan tetapnya.
Bahkan tidak jarang harus menemani ke obyek-obyek wisata yang menarik.
“Memang tidak ada tarif yang
ditawarkan, tetapi orang bule ini senang menghambur-hamburkan uang. Seminggu
bersama mereka bisa meraih uang kontan US$100 atau bahkan lebih, belum termasuk
hadiah khusus seperti pakaian, jam tangan dan sebagainya,” katanya.
Berbeda lagi dengan Daniel. Pria
keturunan kelahiran Medan ini dengan tegas mengungkapkan, jika mau meong harus
bayar. Meong merupakan istilah di kalangan mereka untuk bermain seks. Baik itu
anal maupun oral atau sekadar ‘GGK’ atau gesek-gesek kelamin.
Daniel yang masih duduk di sebuah
SMU swasta di Kota Yogyakarta mengungkapkan, untuk sekali ajak yang biasanya
dari malam sampai pagi, biasanya ia mendapatkan Rp 150.000.
Sumber:
The Screaming Silence
BAGUS BANGET GAN,,, IZIN LAPAK GAN....
BalasHapusPUSAT OBAT PEMBESAR PENIS PERMANEN, PERANGSANG AMPUH, OBAT KUAT SEX TAHAN LAMA & ALAT ALAT SEX P/W
Obat Pembesar Penis Permanen
Perangsang Wanita Frigid
Obat Kuat Sex Tahan Lama
Alat Pemanjang Penis
Alat Pembesar Payudara
Pembesar Penis Paten
Alat Onani Pria
Pembesar Payudara Herbal
Boneka Sex Terlaris
Info cara jadi ciblek lanang gan?
BalasHapusgan bagi info jadi ciblek lanang gan?
BalasHapusObat Penyakit Sipilis
BalasHapusObat Sipilis Di Apotik
Obat Penyakit Sipilis
Obat Penyakit Sipilis
Obat Sipilis Di Apotik
Jual Obat Kutil Kelamin
BalasHapusPaket Obat Kutil Kelamin
Obat Kutil Kelamin De Nature
Obat Kutil Kelamin Wanita
Obat Kutil Kelamin Pria
obat sakit kelamin
BalasHapusapa obat kutil kelamin
obat kutil kelamin de nature
gejala kutil kelamin
ciri ciri kutil kelamin
obat kutil kelamin de nature
BalasHapusobat kutil di apotik
obat penyakit kutil kelamin
anjuran makanan kutil kelamin
obat kutil kelamin de nature
Emperor Casino Login - Shootercasino
BalasHapusGet started with a real casino experience with your favorite 제왕카지노 총판 slots. Visit the Emperor Casino to win your free spins! More. Sign Up Bonus. 100% up to