• Awesome Blogging Theme!
  • Active Yoga Class

Tante Lola

Tak kusangka dia memintaku datang ke kamarnya. Aku sedikit gugup dan gemetar. Aku dia akan marah, karena tadi aku melihat dia sedang bugil tanpa ku sengaja. Namun justru sebaliknya, wanita teman mamaku itu mengajakku untuk bercumbu. Dengan remasan dan usapan jemarinya, aku jadi terangsang. Aku balas mencumbunya, sehingga aku sampai puncak kenikmatan yang tertinggi pada malam itu.
Kisahku ini terjadi sekitar empat tahun yang lalu. Saat itu aku masih duduk bangku SMU kelas 2. Usiaku ketika itu baru genap 17 tahun. Aku pria berpostur jangkung. Tinggiku 172 cm dan berat badanku 56 kg saat itu. Aku punya wajah yang ganteng dan imut - imut. Aku merasa bangga dengan kelebihan yang kumiliki saat itu. Tak gadis - gadis jatuh hati padaku. Namun aku masih bloon dan tidak berpengalaman, sehingga tak jarang menolak cinta gadis gadis - gadis tersebut.
Sebut saja namaku bintang. Aku tinggal bersama orang tua di kota Bogor. Aku juga sekolah di sebuah SMU swasta yang berada dibogor. Di sana aku banyak temen dan disukai oleh hampir semua guru pengajar, sebab aku pintar dan aktif di dalam kegiatan. Aku selalu rangking pertama di kelas. Banyak teman - teman cowokku yang merasa iri padaku. Sebab hampir tiap hari, aku selalu dikerumuni cewek - cewek cantik.
Papa dan mamaku juga begitu sayang dan cinta padaku. Aku tidak pernah mengecewakan mereka. Justru sebaliknya aku selalu membuat mereka bangga dengan prestasi yang kuraih dari sekolah maupun di dalam masyarakat. mamah begitu sayang dan perhatian padaku, Sedangkan papa selalu kerja untuk mencukupi segala kebutuhan kami sekeluarga. Mamah terkenal ramahdan bisa gaul. Mamah banyak teman di mana - mana. Mama selalu sibuk dengan acara arisan ibu - ibu aku kadang diajak dalam acara - acara mamah. tidak heran bila banyak teman - teman bilang aku ini anak mamah, sebab sering jalan bareng dengannya. Aku juga tambah pergaulan. Aku jadi kenal dengan para ibu pejabat. Mereka sangat ramah dan menghargaiku, bagitupun aku. Aku begitu menghormati dan menghargai mereka, seperti aku menghormati dan mengahargai mamaku sendiri.
Dari sekian banyak teman mamahku yang aku kenal, tante Lola yang selalu kukenang dan kuingat. Sebab dialah wanita pertama yang telah membarikan warna baru dalam hidupku, terutama dalam pelajaran sex. Tante Lola adalah seorang istri pengusaha sukses di kota  Bogor. Usianya sekita 40 tahun. Hampir sama dengan usia mamahku. Hanya saja dia kelihatan lebih muda dan cantik serta seksi.
Pertama aku kenal dengannya hanya biasa - biasa  saja tak ada yang istimewa. Hari itu hari minggu, mamah mengajaku main ke rumah dia. Ternyata dai sebagai seorang istri pengusaha yang sukses sering ditinggal  oleh suaminya ke luar kota untuk melakukan urusan bisnis usaha. Tiga orang anaknya juga masih sedang meniimba ilmu semua. Anak pertama sedang kuliah S2 di Universitas Trisakti Jakarta. Anak keduanya sudah kuliah tingkat 1 di Universitas Indonesia fakultas ekonomi. Sedangkan anak ketiganya cewek. Dia baru kelas 3 SLTP di kota bogor. Rupanya keluarga tante Lola sangat memperhatikan pendidikan. Aku begitu kagum dengan anak - anak tante Lola. Mereka pintar dan cerdas - cerdas. Aku ingin seperti mereka. Kelak setelah lulus SMU, ingin mengikuti SIPENMARU. Aku ingin kuliah di Universitas Negeri. Kalau diterima, aku ingin  sekali mengambil fakultas hukum yang punya kredibilitas  yang tinggi, serta bisa memperbaiki citra hukum  Indonesia yang semakim terpuruk. Baik di masyarakat Indonesia sendiri, maupun masyarakat Internasional. Karena seringnya banyak terjadi pelanggaran HAM.
Ketiga anak tante Lola tidak ada yang tinggal bersamanya. Kedua anaknya kuliah, tinggal bersama saudaranya di Jakarta. Sedangkan Aura putrinya yang ketiga, tinggal di rumah neneknya yang kebetulan dekat dengan sekolah Aura. Tante Lola tiap hari selalu hidup sendirian. Makanya dia sering keluar rumah mencari hiburan dan melakukan kegaitan - kegiatan yang positif. Bahkan tante Lola mengajak mamahku untuk melakukan kegiatan bersama.
Kalau mamah tidak mengunjunginya, maka tante Lola yang giliran datang ke rumah kami.Kalau kebetulan tante Lola datang dan mamah tidak ada, aku yang menemaninya ngobrol. Dia kelihatan senang dan bersemangat jika ngobrol bareng sama aku. Entah mengapa ? aku sendiri saat itu masih tidak mengerti. Bahkan tak jarang tante Lola memberiku hadiah. Aku merasa senang karena diperhatikan olehnya. Mama juga senang dengan semua pemberian hadiah dari tante Lola. Wanita yang sebaya dengan mamahku itu sudah kuanggap seperti saudara sendiri.
Suatu hari mamah menemuiku di kamar. Saat itu aku asyik membaca buku kimia. Melihat kehadiran  mama aku segera menutup buku dan meletakannya diatas meja belajarku.
"Kamu lagi belajar, Bintang?" tanya mama seraya mendekat kearahku. " iya mah....."
"Apa mamah bisa minta bantuan kamu ?" Bisa minta bantuan apa ?" mengantarkan titipan buat tante Lola ..."
"Tante Lola ?" Iya kamu hafalkan alamat rumahnya ?" Hafal mah..." Barangnya sudah dibungkus kado, kamu tinggal antarkan saja kerumah tante Lola ..."
" Kapan ngirimnya, mah ?' Sekarang, pakai saja mobil mamah. Tapi kamu harus hati - hati jangan ngebut dijalanan ...!" kata mamah sambil mengacungkan jemari telunjuknya kearahku. Tentu saja aku senang dengan tugas itu. Apalagi aku disuruh membawa mobil mamah. pasti asyik dan menyenangkan.
Aku segera saja meluncur kerumah tante Lola. Waktu itu hari Sabtu sore malam Mminggu. Tanggalnya aku lupa, tapi bulan tahun aku masih ingat, Januari 1998. Sore itu cuaca cukup cerah. Aku membawa bungkusan kado yang diberikan olah mamah untuk tante Lola.
Setiba sangat sepi. Aku terus saja melangkah menuju teras rumah yang megah dan besar itu. Pagar rumah tidak dikunci, sehingga aku bisa leluasa masuk. Mobil Taruna milik tante Lola diparkir didepan rumah, berati dia ada. Fikirku dalam hati.
Ketika aku sedang merasa kebingungan seorang wanita umur enam puluhan  muncul sambil membawa kain lap ditangannya. Dengan tergopoh ia datang mendekatiku. " Cari siapa den ?" tanya wanita tua tua itu ramah. " Anu mbok, tante Lola ada ?" tanyaku dengan ramah pula. Aku tahu dia itu pembantu tante Lola. " Oo ada, tapi beliau sedang mandi. Aden disurrhnya masuk kedalam ... " Terima kasih, mbok ..." Sambil membawa bungkusan kado, aku segera melangkah masuk mengikuti langkah wanita tua itu. Aku disuruhnya duduk diruang tamu. Kemudian wanita tua itu masuk lagi kedapur. Tidak lama kemudian keluar sambil membawa menuman segar untukku. Setelah menyuguhkan dan mempersilahkan aku minum,  wainta tua itu kembali lagi ke dapur untuk melanjutkan pekerjaannya. Tapi aku kaget, ketika wanita tua itu muncul lagi. Ada apa mbok ?" tanyaku heran. " Aku disuruh belanja ke pasar oleh nyonya. Aden dipanggil nyonya didalam..." Dimana  mbok ?" Dari sini lurus, lalu belok ke kanan. Nyonya menunggu aden di ruang tengah ..." Baiklah mbok, aku mau kesana ..." Silahkan, mbok juga mau belanja ke pasar ..." Wanita itu berlalu dari hadapanku. Kemudian aku melangkah masuk menuju keruangan tengah. Tapi tanpa sengaja aku melewati kamar tenat Lola. Saat itu pintu terbuka setengah. Kulihat dengan nyat dan gamblan sesosok tubuh tanpa busana sedang berdiri sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk kering. Mataku tak berkedip memandang keindahan dan kemontokan tubuh tante Lola. Baru kali itu aku melihat keelokan serta kemontokan tubuh tante Lola. Ternyata ia tak kalah menariknya  dari para gadis yang masih perawan. Pinggulnya besar dan menggoda. Buah dadanya yang besar dan kencang nampak begitu lembut dan putih. Bahkan gundukan bukit yang ditumbuhi rumput tebal itu nampak terlihat jelas. Birahi jadi bergolak. Dadaku bergemuruh menahan perasaanku. Aku segra melanjutkan langkahku dengan fikiran yang tidak senang, karen terus terbayang dengan tubuh tante Lola yang mulus dan seksi itu. Biarpun usianya sudah setengah baya, tapi dia masih tetap menarik dan mampu membangkitkan kejantananku. Mukaku mendadak jadi pucat. Keringat dingin mulai menetes dari keningku.
read more →

Prostitusi Di Yogyakarta

CIBLEK. Itu sebutan untuk pelacur ABG di Yogyakarta. Singkatan dari cilikan betah melek.
Rinda, adalah salah satu ciblek yang hampir setiap hari mangkal di sebuah mal kawasan Malioboro. Ia putri seorang dosen sebuah perguruan tinggi terkenal di Yogyakarta.
Gadis manis satu ini minggat dari rumah orang tuanya karena merasa terlalu dikekang. “Di rumah terlalu banyak larangan. Tidak boleh ini, tidak boleh begitu. Rasanya seperti di penjara,” katanya.
Karena itu ia memilih untuk tinggal di rumah kos. “Rasanya lebih bebas. Bisa melakukan apa saja. Pokoknya seenak sayalah,” ujarnya sambil tertawa lepas.
Ia sangat menikmati kehidupannya sebagai ciblek “Naik mobil, tidur di hotel, makan di tempat yang mewah, dan sebagainya,” katanya.
Kendati melek sampai larut malam, Rinda terbiasa bangun pagi-pagi untuk berangkat sekolah. Ia sangat pandai menyembunyikan ‘profesinya’. Kalaupun kepergok teman sekolah atau tetangganya di mal tersebut, ia tidak terlalu khawatir. Karena di Yogyakarta terlalu banyak anak-anak remaja yang nongkrong di pusat-pusat keramaian seperti itu.
Lalu bagaimana cara Linda menggaet pria hidung belang? “Tidak terlalu susah. Saya tahu dari cara dia melirik. Lalu saya senyum sedikit, dia juga tersenyum. Biasanya kalau pria sudah tersenyum, langsung mendekatkan diri. Ya kemudian jalan,” cerita Rinda.
Para ciblek di Yogyakarta memiliki beberapa tempat mangkal. Mereka bisa ditemukan di sebuah mal di kawasan Malioboro, di Jl Perwakilan atau di kawasan Senisono.
Para remaja yang biasa nongkrong di tempat tersebut, menurut Rinda, rata-rata ciblek. Antara pelajar dan mahasiswi, punya kelompok sendiri-sendiri, sehingga tidak saling mengusik.
Untuk mendekati mereka, sebenarnya tidak terlalu gampang, meski tidak sulit. Para ciblek ini biasanya lebih suka diajak berkenalan, makan-makan baru kemudian transaksi.
“Tapi kami bukan pelacur,” katanya. Ia menyebut dirinya sebagai gadis remaja yang mencari kesenangan. “Kalau pelacur, kan mau dibawa ke mana saja dan oleh siapa saja yang penting diberi uang,” ujarnya.
Tapi Rinda selalu memilih-milih teman kencannya. Dia lebih suka pria yang ganteng dan berpenampilan rapi. “Pria terlalu tua juga saya hindari. Kalau 40 tahun ke bawah okelah. Malu rasanya dengan bapak-bapak. Takut terbayang orang tua sendiri,” katanya.
Khusus di kawasan mal, para ciblek bisa ditemukan di kedai makanan atau di dekat WC umum. Sedangkan di kedai kopi yang ada di kawasan itu ditemukan hombreng atau gay yang juga dari kalangan remaja.
Sedangkan di Senisono, kebanyakan adalah ciblek yang berbaur dengan anak-anak jalanan. Sementara di Alun-alun Utara lebih banyak kaum homo. Kawasan lainnya yang mulai marak dengan pelacuran anak-anak adalah Alun-alun Selatan.

Tri, 17 tahun, salah satu ciblek ‘penghuni’ Alun-alun Selatan. Pengalaman pertamanya melayani pria diperoleh tidak jauh dari tempat tinggalnya.
Ia tinggal di Yogya Selatan yang pernah menjadi lokalisasi. “Kakek saya memang punya kopel di SG. Ibu saya juga membantu,” katanya. SG merupakan sebutan untuk Sanggrahan, kawasan resosialisasi para pelacur di Yogyakarta yang kini telah tergusur untuk pembangunan terminal bus.
Kendati masih sangat belia, Tri cukup pandai memainkan harga jika ada yang menawar. “Kalau mereka tanya ya saya jawab Rp 100.000 sekali main,” katanya. Tapi tarif yang dipasang Tri bukanlah harga mati. Biasanya kalau sudah diajak makan atau nonton oleh calon teman kencannya, harga akan turun sampai Rp 25.000.
Soal harga, seorang pria yang sering menjadi perantara ABG di Alun-alun Selatan, mengatakan, harga bisa ditekan serendah mungkin. Bahkan bisa gratis.
Caranya? “Diakrabi dulu, ajak puter-puter, mabuk three in one baru jipan, paling mahal no ban go atau Rp 25.000, sudah bisa di-ebut” kata Zuma, pria muda yang sering menjembatani transaksi ABG itu.
Three in one adalah istilah untuk menyebut mabuk dengan pil, minuman keras, dan sekaligus ganja. Istilah ini sering pula diganti dengan tiga dimensi. Sedangkan ebut istilah untuk hubungan badan.
Setiap malamnya, Tri biasanya mengantongi Rp 15.000. Tapi kalau musim ‘panen’, penghasilannya bisa berlipat-lipat. Yang dimaksud musim ‘panen’, bila kegiatan besar di Yogyakarta, baik berskala nasional maupun internasional termasuk kegiatan olahraga, mereka akan mendapat banyak pesanan. “Kalau ada kegiatan seperti ini, kami bisa mendapat Rp 250.000 selama tiga hari,” katanya.
Yang biasanya menggunakan ‘jasa’ mereka pada hari-hari biasa adalah para remaja yang rata-rata memiliki uang saku yang cukup.
Lain lagi cerita Tiyas, yang biasa mangkal di sebuah kafe di Jl Perwakilan jika yang mengajaknya itu orang yang tampak memiliki uang yang cukup banyak, mengggunakan mobil, dan bahkan melengkapi diri dengan handphone serta belum kenal, bisa mematok harga Rp 100.000 sekali main.
“Tapi kalau sudah kenal baik, harga bisa dikorting,” katanya. Tapi Tiyas lebih suka berkencan dengan pria yang sudah dikenal alias telah berkali-kali berhubungan dengannya.
Menurut Tiyas yang masih sekolah di sebuah SLTA, berhubungan dengan pria yang belum dikenal terutama anak-anak sekolah atau mahasiswa, lebih banyak susah daripada enaknya.
Seperti yang pernah dialaminya, sejumlah pria remaja mengajaknya ke rumah kost, lalu diajak minum sampai mabuk. Setelah itu dikencani ramai-ramai.
“Sudah itu digabur atau dilepas begitu saja di suatu tempat yang cukup sepi,” katanya.
Lokasi yang paling sering dijadikan tempat untuk nggabur adalah Ring Road Selatan, yang relatif sepi dan jauh dari pemukiman penduduk.
Setelah kejadian itu, Tiyas menceritakan kepada teman-temannya. Ternyata pengalaman serupa juga pernah dialami oleh temannya. “Jadi kalau pelajar atau mahasiswa yang datang, siap-siap saja untuk kecewa,” katanya.
Bagaimana membedakan pelajar dan mahasiswa dengan pria yang sudah bekerja? “Kalau pelajar atau mahasiswa datangnya rombongan. Kalau yang sudah bekerja, biasanya sendirian,” ujarnya.
Karena ‘pintu’ sudah tertutup untuk mahasiswa dan pelajar, menurut Tiyas, biasanya mereka mengencani pelacur liar yang biasa beroperasi di Alun-alun Utara.

‘Ciblek Lanang’ Melayani Wanita Kesepian
CIBLEK lanang. Sebutan untuk ABG pria yang menjual diri di Yogyakarta. Seperti juga gadis remaja, mereka juga anak sekolah dan punya tempat mangkal sendiri-sendiri.
Mereka bersedia melayani siapa saja, pria homo atau wanita kesepian. Ciblek lanang yang rata-rata pelajar SLTA dan mahasiswa, juga banyak mangkal di mal dan pusat-pusat keramaian lainnya.
“Banyak pelancong wanita yang kesepian. Ya, mereka mencari kami untuk menemaninya jalan-jalan dan tidur di hotel,” kata Koko, ciblek yang sekolah di sebuah SMU di Yogyakarta itu menjelaskan. Pelancong wanita yang sering menggunakan ‘jasa’ mereka kebanyakan datang dari Jakarta.
Wanita ‘pemburu’ ciblek lanang rata-rata berusia muda. “Ada juga berumur 40 tahun. Dan sepertinya mereka sudah bersuami. Tapi soal itu kami tidak pernah tanyakan kepada mereka,” kata Koko.
Selain melayani pelancong, Koko juga kerap menemani para mahasiswi di rumah-rumah kontrakan atau kamar kos. “Bila melayani mahasiswi, saya sering diminta memakai kondom,” ujarnya.
“Tapi kalau dengan pelancong, jarang pakai kondom. Saya tidak tahu, mereka suka polos,” ujarnya.
Tarifnya? Untuk mahasiswa rata-rata Rp 25.000 . Paling rendah Rp 15.000, “Tapi Rp 10.000 juga jadi kalau ceweknya cantik,” kata Koko. Sedangkan untuk pelancong wanita, Koko memasang tarif Rp 50.000 sampai Rp 100.000.
Ciblek lanang tampil sebagai ‘pemain AC DC’. Selain melayani wanita, juga melayani pria homo.
Bila ‘menjaring’ pria homo, mereka mencari mangsa di Alun-alun Utara dan di sebuah restoran di Jl Pasar Kembang. Mereka lebih luka dibawa pria bule.
“Orang bule itu tidak pelit,” kata Koko. Ia menjelaskan, para bule kebanyakan ‘mengencani’ mereka relatif cukup lama. ”Kalau mereka di Indonesia seminggu, kami dipakai seminggu pula. Tidak jarang diajak ke mana-mana,” ujarnya.
Koko, pria kelahiran Semarang itu, menjelaskan untuk aktivitas seksualnya dengan para homo selain sodomi juga oral seks. Bahkan tidak jarang ‘69′. Istilah ini untuk menyebut melakukan oral seks secara berbarengan.
Kendati lebih menyukai pria bule, mereka juga sering mendapat ‘order’ dari pria lokal. Dari para homo, biasanya mendapat uang saku antara Rp 50.000 – Rp 150.000 serta ditambah ajakan makan di restoran serta menikmati udara luar kota.
Para ciblek lanang ini pada dasarnya terbagi dua jenis. Koko menjelaskan, ada satu kelompok homo yang berperan dirinya sebagai wanita, namun ada yang berperan sebagai pria. Yang sebagai wanita, ujar Koko, tidak harus berdandan seperti wanita, tetapi kegenitannya memang seperti wanita, dan mencari pasangan yang gagah. Sedangkan yang berposisi sebagai pria tentu akan mencari yang genit-genit.
Kenapa Koko bisa menyukai pria sekaligus wanita? Sejak kecil dirinya memang sudah menyukai sesama jenis. ”Saat saya sekolah di Yogyakarta ini, rekan duduk sebangku saya kebetulan hombreng. Dia yang mengajak saya mengenal dunia yang lebih luas. Tapi sebagai laki-laki saya juga sangat tertarik kepada wanita,” katanya.
Lain lagi cerita Dedy, pria yang sering mangkal di sebuah kafe di Jl Pasar Kembang. Putra seorang perwira menengah di Jakarta yang kini sedang menyelesaikan studinya di sebuah perguruan tinggi negeri di Yogyakarta mengaku melayani pria homo hanya kesenangan semata.
Dedy ‘menjajakan’ dijalani sejak berada di Yogyakarta. Meski demikian, Dedy mengaku kenal dengan kehidupan homoseksual sejak masih duduk di SLTP. Saat itu, katanya, ia sering diberi uang dan diajak ke tempat-tempat permainan anak-anak oleh tetangganya. ”Ini saat papah masih dinas di Surabaya,” katanya. Oleh tetangganya inilah, Dedy mendapat kenikmatan homoseksual dan itu keterusan.
Lalu kenapa menjual diri? Dedy menjelaskan, semula memang tidak sengaja. Saat bersama-sama dengan rekan-rekan, ia sempat diajak ‘main’ oleh kenalan barunya. ”Bahkan saya jadi pacarnya selama beberapa bulan,” katanya.
Setelah putus dengan ‘pacarnya’ itulah, Dedy merasa kecewa dan bersamaan pula dengan makin seretnya kiriman dari orangtua, terpaksa mencari tambahan biaya. “Biaya kuliah serta bahan-bahan praktek sekarang harganya sangat mahal,” katanya.
Melayani pria homo, jelasnya memang bukan tujuan utama. Karenanya, katanya, tarif yang dipasang pun tidak selalu disodorkan. “Kalau saya mau melayani dan dia juga baik, kenapa harus pasang harga. Biasanya mereka tahu dan memberi tips setelah main,” katanya.
Pendapatannya memang tidak tinggi, rata-rata per bulan sebesar Rp 750.000 sesudah dikurangi biaya obat-obatan yang diperlukan. Ia sendiri mengaku tidak terlalu suka dengan orang-orang bule. Alasannya? Para bule agak kasar.
Seperti halnya Koko, ciblek lanang lainnya, Andi yang mengaku berasal dari Cirebon melayani pria homo sudah sekitar tiga tahun. Katanya, melayani para bule lebih mengasyikkan. Apalagi, dua tahun lalu sempat diajak jalan-jalan ke Swiss oleh pasangan bulenya, sekadar untuk menikmati liburan.
Orang-orang bule, lanjutnya, biasanya mengajak main dengan sepenuh hati. Artinya, mereka menikmati dan menjalani kehidupan seksualnya ’sangat manusiawi’. “Pakai foreplay, cium-ciuman, sebelum main. Bahkan setelah main, mereka masih peduli. Beda dengan orang kita sendiri yang maunya langsung, habis itu pisah,” katanya.
Bersama-sama orang bule ini, ucapnya, biasanya selama mereka berada di Yogya akan menjadi pasangan tetapnya. Bahkan tidak jarang harus menemani ke obyek-obyek wisata yang menarik.
“Memang tidak ada tarif yang ditawarkan, tetapi orang bule ini senang menghambur-hamburkan uang. Seminggu bersama mereka bisa meraih uang kontan US$100 atau bahkan lebih, belum termasuk hadiah khusus seperti pakaian, jam tangan dan sebagainya,” katanya.
Berbeda lagi dengan Daniel. Pria keturunan kelahiran Medan ini dengan tegas mengungkapkan, jika mau meong harus bayar. Meong merupakan istilah di kalangan mereka untuk bermain seks. Baik itu anal maupun oral atau sekadar ‘GGK’ atau gesek-gesek kelamin.
Daniel yang masih duduk di sebuah SMU swasta di Kota Yogyakarta mengungkapkan, untuk sekali ajak yang biasanya dari malam sampai pagi, biasanya ia mendapatkan Rp 150.000.
Sumber: The Screaming Silence
read more →

Gita Natarina Artis Berjilbab

Pagi itu Gita Natarina bangun dengan badan segar serta bersemangat. Hari ini rencananya Gita akan memenuhi panggilan casting oleh sebuah rumah produksi yang kabarnya sedang berencana merilis sinetron-sinetron bernuansa religi. Pedangdut berjilbab pemenang sebuah kontes dangdut di televisi swasta nasional itu memang amat menantikan hal tersebut, mengingat sebelumnya dia telah sukses membintangi dua buah sinetron. Apalagi kabarnya sederetan artis ternama rencananya akan ikut membintangi sinetron itu.
Mandi pagi telah membuat tubuh gadis berjilbab yang biasa dipanggil Gita KDI itu segar, ia segera berdandan secantik dan seanggun mungkin. Gita bertekad akan membuat para peng-castingnya kagum akan aktingnya. Soalnya untuk peran utama wanita dalam sinetron itu, Gita harus bersaing dengan Zaskia Adya Mecca. Ya, artis muda berjilbab lainnya yang sedang meroket karirnya dalam dunia sinetron. Untuk itu gadis berjilbab asal Garut ini amat serius mempersiapkan diri. Apalagi katanya sang produser akan datang melihat langsung casting hari ini.
Gita bercermin dan untuk sesaat nampak tersenyum puas akan penampilannya yang dianggap cukup memukau. Tubuh serta pinggul yang ramping, ditopang sepasang kaki yang indah serta sepasang buah dada berukuran 34C, rasanya cukup untuk menambah nilainya sebagai pesinetron baru.
Untuk urusan pakaian, ia memilih baju lengan panjang berbahan satin yang mengkilap seperti sutra berwarna pink dipadu rok panjang sebahan dan sewarna dengan bajunya. Jilbab pendek seleher yang dikenakannya juga berbahan satin berwarna merah hingga membuat paras kecantikan gadis muda berjilbab ini terpancar sempurna.


Tak lama kemudian jemputan tiba. Setelah berpamitan dengan orang tuanya Gita bergegas menuju kendaraan yang terparkir di luar rumahnya. Baru kali ini artis berjilbab itu berangkat sendirian untuk urusan casting tanpa ditemani salah satu anggota keluarganya. Dikarenakan production house yang memberinya tawaran job tersebut mengajukan syarat Gita harus datang sendirian. Dan demi menunjukkan bahwa artis berjilbab itu memang seorang profesional, ia menyanggupinya.
Tempat dimana casting akan dilaksanakan ternyata di sebuah villa yang lokasinya berjauhan dengan villa-villa lainnya. Lingkungan dimana villa itu berada nampak sepi. Suhu udara yang dingin disertai hembusan udara yang sejuk membuat Gita agak kedinginan tatkala melangkah keluar dari kendaraan yang menjemputnya.
Dengan langkah santai artis berjilbab itu berjalan menuju ke dalam villa. Sejenak diperhatikannya ruangan bangunan yang sebagian ruangannya telah dirombak menjadi sebuah studio untuk keperluan shooting. Dalam hati Gita seperti mengenal ruangan ini, karena tempat ini memang sering dipakai sebagai setting sinetron yang banyak ditayangkan di televisi.
Namun raut wajah Gita sedikit berubah bingung tatkala disuruh masuk ke dalam sebuah kamar di villa itu karena hanya ada beberapa orang disana. Tidak satupun wajah yang dikenalnya. Hanya sang produser yang pernah ditemuinya. Lagipula disitu hanya ada segelintir kru film. Sekilas perasaan was-was menghinggapi hati artis berjilbab ini karena di ruangan itu yang ada lelaki semua!
Namun suasana hati Gita yang sedang was-was itu sejenak mencair kala sosok yang dikenalnya menyapa seraya mendekatinya. Seorang pria paruh baya berwajah lumayan tampan dengan tubuh atletis itu bernama Sony. Dialah sutradara yang ditunjuk untuk menangani sinetron ini. Dan konon kabarnya berkat usaha sang sutradara pula Gita mendapat prioritas pertama untuk casting peran utama sinetron tersebut.
“Hai Gita, apa kabar? Gimana perjalanan tadi? Lancar khan?” sapa sang sutradara itu tersenyum.
“Syukurlah semua lancar-lancar aja, Pak Sony.” balas Gita dengan tersenyum manis.
“Gimana? Siap untuk casting sekarang?” tanya Sony lagi.
“Siap. Tapi emm…” jawab Gita lagi dengan nada bimbang. “koq, yang ada disini keliatannya cuma kru film sama sutradara aja sih, Pak?” selidik Gita lebih lanjut.
“Ohh… itu. Begini, Git, artis-artis pendukung lain yang akan dicasting kebetulan datangnya agak siangan dikit. Sedangkan calon lawan main kamu lagi ada masalah di jalan tol. Tadi dia udah calling ke handphone-ku ngasih tau kalo dia bakalan telat dating. Begitu loh ceritanya. Kebetulan aja kamu duluan yang nyampe disini.” jawab si sutradara.
“Oh, begitu…” sahut Gita manggut-manggut mengerti.
Lalu singkat cerita Jilbaber juara Kontes Dangdut tersebut diperkenalkan kepada sang produser sekaligus sang pemilik rumah produksi.
“Git, kenalkan ini Pak Harry, produser kita yang akan menyaksikan langsung casting kamu hari ini,” ujar Sony memperkenalkan Gita pada si produser.
“Apa kabar, Pak? Saya Gita,” ujar artis cantik berjilbab itu seraya mengulurkan tangan.
Sambil tersenyum misterius pria yang disapa itu membalas sapaan Gita seraya menjabat tangan halus si artis berjilbab itu, “Ah ya, saya Harry.” Pria bersosok tubuh sedang namun tidak kalah atletis dari Sony nampak memandangi Gita dari atas ke bawah seakan matanya sedang mengagumi keindahan lekuk tubuh Gita yang dibalut pakaian tertutup namun agak ketat, payudara Gita menonjol dengan indahnya.
“Wah-wah-wah, aku nggak menyangka, penampilan kamu beda banget sama yang di tivi. Lebih cantik kalo melihat langsung!” puji si produser.
“Ah, bapak! Biasa aja koq,” sahut Gita tersenyum malu dengan wajah merah merona mendapat pujian seperti itu.
“Ok, deh! Untuk menyingkat waktu, coba Gita mulai casting sekarang. Son, kasih dia script,” titah Herry pada Sony. Lalu seraya sang sutradara menyerahkan naskah kepada artis berjilbab itu Herry berujar, “Ok, sekarang coba kamu baca, mainkan perannya.”
“Ya, pak!” sahut Gita sumringah kala menerima script itu ditangannya.
Namun saat sang artis berjilbab mulai membaca naskah itu nampak raut wajahnya yang cantik itu sedikit mengernyit. Herry yang melihat perubahan pada mimik muka Gita seakan sudah menduganya segera berujar, “Kenapa, Gita? Kamu keberatan? Memang dalam naskah itu ceritanya kamu baru saja diculik dan hendak diperkosa oleh para penjahat. Dan memang akan ada adegan dimana nanti kamu diikat di ranjang sebelah sana. Nah, pada saat shoot dimulai kamu harus bisa menampilkan ekspresi dan akting yang meyakinkan kala kamu menangis dan memohon untuk dilepaskan. Paham?”
Gita sang artis berjilbab itu nampak menunjukkan wajah ragu dengan adegan seperti itu. Ia tidak menyangka jika test castingnya langsung akan ada adegan yang berat seperti ini. Gadis berjilbab tersebut nampak tercenung sesaat.
“Git? Lho koq malah bengong. Apa kamu nggak sanggup dengan peran ini?” sergah sang produser tak sabar. “Kalo kamu nggak sanggup, ya udah kita batalin aja casting hari ini dan biar kita casting artis lain yang sanggup.” sergah Herry lebih lanjut seakan memojokkan Gita yang sedang berpikir ulang.
Sesaat kemudian artis cantik berjilbab itu nampak menganggukkan kepalanya tanda setuju. Gita kemudian beringsut menuju ranjang lalu berbaring di tempat tidur yang berada di ruangan itu. Kru film yang berada disitu segera bekerja mengikat tangan dan kaki artis berjilbab itu ke ujung tempat tidur membentuk huruf X. Wajahnya yang cantik berbalutkan jilbab merah satin itu terlihat cemas dan was-was saat kemudian mulutnya disumpal.
“Rileks dong, Git! Adegannya cuma sebentar aja koq. Saya yakin begitu kamera rolling kamu akan enjoy. So, coba sedikit tenang. Ok?” ujar Sony berusaha menenangkan Gita.
Lalu Gita mengangguk pelan dan ia nampak jadi sedikit lebih tenang.
“Ok! Kamera roll. Action!” seru Sony. Adegan pun dimulai dan nampak seorang pria yang diplot sebagai si penjahat memasuki set melangkah mendekati Gita dan membuka sempal mulut gadis berjilbab itu.
“Tolong lepaskan saya! Jangan apa-apakan saya!” seru Gita kala mulai berakting.
Namun tiba-tiba, “Cuuttttt…!! Aduh, Gita! Nggak ok akting kamu, kurang meyakinkan! Ulangi lagi…!!!” teriak Sony yang tak puas dengan adegan itu. Mulut Gita pun kembali disumpal dan adegan diulang.
“Cuutt…!!! Ya ampĆ³n, Gita! Kamu ini bisa akting nggak sih? Ulang!!!” seru Sony kesal karena tak puas, sementara Gita merasa mulai tak nyaman dengan semua ini. Jika harus diulang sekali lagi, ia berpikir untuk menyudahi semua ini dan segera pulang saja.
Adegan kembali diulang, Gita bersiap menunggu sang pemeran penjahat untuk masuk, namun kali ini ia sangat terkejut. Kali ini yang mendatanginya bukanlah sang pemeran penjahat tadi, melainkan Herry sang produser bersama Sony si sutradara! Dengan wajah ketakutan mata Gita melotot kala melihat sang produser dan sutradara yang sudah bertelanjang dada mendekatinya. Panik, sang artis berjilbab yang sedang terikat di ranjang itu segera menoleh ke sekeliling ruangan itu. Kosong! Ruangan itu telah ditinggalkan oleh para kru film tadi. Sekarang yang ada tinggal mereka bertiga plus seorang jurukamera yang nampak serius sedang mengambil gambar mereka.
Bagaikan tersadar dari alam mimpi, Gita pun segera bergerak berontak dan meronta- ronta berusaha melepaskan ikatan di tangan dan kakinya. Namun ikatan tersebut terlalu kuat. Sadar akan bahaya yang menghampirinya, artis berjilbab itu nampak tidak berdaya, air mata mulai meleleh membasahi pipinya.
Herry kemudian naik ke ranjang seraya mengelus-elus paha mulus Gita dari luar rok panjang merah satin miliknya. Perlahan gerakan tangannya terus naik ke atas pangkal pahanya. Lalu jemarinya bergerak halus menggesek-gesek selangkangan Gita dari luar rok panjang satinnya. Artis berjilbab itu sontak berontak meronta-ronta dengan kala mendapat perlakuan tersebut.
“Mmmphh… hhhhmmm…!!” jeritannya tertahan oleh sumpalan kain di mulutnya. Wajahnya yang cantik terbalut jilbab merah satin itu menampakkan amarah yang amat sangat. Namun apa daya semua itu sia-sia akibat ikatan yang kuat di kedua kaki dan tangannya.
Sejurus kemudian Herry berpindah ke atas ranjang seraya menduduki kedua betis Gita yang telentang dengan kedua pangkal betis kakinya. Kini praktis rontaan kedua kaki artis berjilbab itu terhenti karenanya. Dengan air mata berlinang tak berdaya, ditatapnya pria yang berada di ujung ranjang itu sedang asyik menyingkap rok panjang merah satinnya sepinggang. Bulu kuduknya merinding ketika merasakan tangan kekar seorang pria yang bukan muhrimnya itu menyentuh kulit pahanya dengan halus tatkala menyingkap rok panjang satin miliknya. Sekarang terpampanglah gundukan kemaluan nan halus terbungkus celana dalam berwarna krem.
Gita hanya bisa menutup mata dengan tubuh tergetar menahan tangis kesedihan yang mendalam. Dia tahu, kalau hari ini akan menjadi sejarah kelam dalam kehidupannya. Karena itulah pedangdut berjilbab itu hanya bisa diam pasrah membiarkan sang produser dan sutradara melucuti celana dalam serta kancing-kancing baju lengan panjang satinnya.
Herry sang produser yang berada persis di depan selangkangannya yang telanjang itu menatap penuh birahi kemaluannya yang gundul. (Gita ternyata rajin mencukur bulu kemaluannya). Kemudian dengan jemarinya pria itu menelusuri gundukan vagina gita dengan lembut.
Sony sang sutradarapun tidak ketinggalan beraksi. Pakaian lengan panjang Gita yang telah terbuka kancingnya hingga menyembulkan sepasang buah dada nan ranum itu sekarang menjadi bulan-bulanan permainan tangan Sony. Dengan gemas diremas dan dipilin-pilinnya buah dada dan puting artis muda berjilbab itu. Tubuh Gita hanya menggeliat pelan dengan mata terpejam kala mendapat perlakuan tersebut. Hanya isak tangis yang tertahan saja yang keluar dari mulutnya yang tersumpal.
Untuk beberapa saat tubuh indah Gita menjadi hiburan yang mengasyikan bagi kedua pria bejat itu. Buah dadanya diremas, dijilati dan dihisap oleh mulut Sony. Begitu juga vaginanya, Herry dengan rakusnya menguak, menjilati serta menghisap liang surgawi bintang dangdut tersebut. Tak ada bagian tubuh Gita yang lolos dari jamahan tangan dan mulut jahil kedua pria tersebut. Artis berjilbab itu hanya bisa mengutuk dalam hati atas tindakan bejat kedua pria tersebut terhadap dirinya yang masih suci ini.
Namun sebagai seorang manusia biasa yang juga punya kelemahan lama kelamaan perlakuan yang awalnya dianggap sebagai sebuah siksaan itu perlahan berubah menjadi suatu sensasi yang tidak pernah ia alami sebelumnya. Nafas si artis berjilbab itu perlahan mendengus naik turun tidak beraturan. Kemaluannya juga semakin lama semakin basah mengeluarkan cairan kewanitaannya. Secara naluri, tubuh Gita kini mulai terangsang. Dalam hati, artis cantik berjilbab itu mengutuk tubuhnya yang tidak dapat menahan rangsangan birahi kedua pria bejat itu.
Kini kedua lelaki bejat itu telah tahu kalau artis cantik berjilbab korban kegiatan mereka mulai terangsang birahinya. Sejenak mereka hentikan aksinya masing-masing. Sesaat Gita menarik nafas lega kala pria-pria yang menjamahi tubuhnya itu berhenti beraksi. Namun mata artis cantik berjilbab itu tiba-tiba terbelalak ngeri ketakutan kala kedua lelaki itu membuka celana masing masing. Penis-penis yang nampak tegak mengacung itu seketika membuatnya kembali meronta-ronta ketakutan, namun sia sia.
“Hei, Son, pegangin kaki Gita! Gua mo lepasin nih roknya!” titah Herry. Sony segera memegangi kedua kaki Gita. Setelah melepaskan kedua ikatan kaki si artis itu, Herry kemudian memelorotkan rok panjang satin yang tersingkap sepinggang tadi. Gita si pedangdut berjilbab itu kini hanya mengenakan rok dalaman merah muda serta blus satin lengan panjang yang terbuka kancingnya.
Kemudian sang produser yang telah telanjang bulat itu naik lagi ke atas ranjang dan duduk bersimpuh tepat di depan selangkangan Gita. Sambil tertawa mengejek, Herry mulai menggosok-gosokkan penisnya tepat di ujung bibir vagina Gita seraya menikmati ekspresi ketakutan gadis berjilbab itu. Gita yang seumur hidup belum pernah mengalami hal ini, menjerit tertahan di balik sumpalan mulutnya ketika akhirnya penis besar berurat itu perlahan membelah bibir serta memasuki liang vaginanya.
“Ough, Gita…memekmu emang sempit, sayangg… ugghh!” racau Herry yang sedang berjuang merobek keperawanan Gita. Wajah cantik Gita yang terbalut oleh jilbab ketat merah satin itu nampak mengernyit seraya kepalanya mendongak ke belakang menahan sakit. Dan beberapa saat kemudian penis produser itupun akhirnya sukses membobol keperawanan artis cantik berjilbab itu. Nampak darah keperawanan Gita mengalir dari pangkal pahanya.
Sesaat kemudian Gita hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya dengan frustasi saat penis itu bergerak maju mundur di vaginanya. Rasa sakit, malu, marah dan menyesal bercampur aduk di dadanya. Sambil menyodok-nyodok kemaluan artis berjilbab itu, Herry membuka sumpalan mulutnya.
“Aakkhh!! S-sudahh… s-sakkitt… ookkhh!” pekik mohon Gita agar Herry berhenti memperkosanya.
Namun semua teriakan, tangisan dan rontaan Gita, malah makin membuat pria itu semakin brutal mendorong masuk penisnya, sehingga tubuh gadis berjilbab merah satin itu terguncang-guncang di ranjang.
Sony yang sedari tadi berdiri di samping ranjang sambil mengocok-ngocok penisnya sendiri tanpa basa-basi memaksa masuk penisnya yang besar ke mulut Gita yang sedang kepayahan menahan sakitnya disodok-sodok oleh penis Herry.
“Isap!! Kulum!! Awas kalo berani gigit!!!” ancam Sony seraya menjambak jilbab pendek merah satin Gita.
Penis yang besar, panas, serta asin itu memenuhi rongga mulut dan bibir Gita, membuat gadis berjilbab itu tersedak-sedak kala penis itu mencapai tenggorokannya. Menghalangi jalan masuknya udara. Sambil memaju mundurkan penisnya di mulut si artis cantik berjilbab itu, dengan kasar Sony mencengkeram jilbab dan kepalanya.
“Ookkhh… emmphh…” hanya bunyi itu yang keluar dari mulut Gita kala penis Sony maju mundur di dalam mulutnya. Artis dan pedangdut berjilbab itu hampir saja kehabisan nafas, beruntung sekali penis di mulutnya itu tidak terlalu lama berada dalam mulutnya.
Tak lama kemudian, “Akkhh… Gittahh… nniihhh…!!” seru Sony yang telah mencapai klimaksnya seraya menyemburkan sperma dari ujung penisnya. Cairan putih dan hangat mengisi langsung mulut dan tenggorokannya, membuat Gita tersedak-sedak serta merasa jijik. Namun akhirnya artis berjilbab itu bisa bernafas lega saat penis Sony ditarik dari dalam mulutnya.
Kini hanya tinggal Herry yang masih bertahan menyetubuhinya. Dengan penuh semangat genjotan pria pemerkosa itu semakin lama semakin cepat sehingga mulut gadis berjilbab ini hanya mampu mengeluarkan lenguhan-lenguhan menahan sakit serta birahi yang entah darimana datangnya.
“Oohh… iihh… oohh… iihh…” begitulah lenguhan Gita kala menahan gempuran dan genjotan Herry terhadap vaginanya.
Hampir sepuluh menit lamanya Gita digenjot oleh Herry dengan posisi terlentang. Tiba-tiba pria itu menghentikan genjotannya. Lalu dengan tubuh Gita yang lunglai itupun dibaliknya hingga tengkurap. Diangkat bokong bulat nan padat itu hingga menungging keatas. Dengan gemas diusap-usap dan diremasnya bongkahan pantat bulat milik Gita. Lalu seraya mencengkeram Herry mulai menyodok-nyodok liang surgawinya dari belakang.
“Oouhh… aaakkhh…!” teriak artis berjilbab itu tatkala hentakan keras penis pria pemerkosanya menghujam keras dari belakang. Wajahnya yang manis terbalut jilbab merah satin itu nampak mendongak dan merintih kesakitan sekaligus nikmat. Lalu disela-sela genjotannya, Herry meremas-remas buah dadanya seraya melepaskan baju satin merah lengan panjang Gita.
Sony yang telah kembali tegang segera ikut beraksi, kali ini dia duduk mengangkang di depan wajah cantik Gita seraya kembali memaksanya untuk mengoral penisnya lagi. Dan dengan memegangi kepala Gita didorongnya penis itu maju mundur.
“Shhh… oooohhhhh… ooohhhhh… enak banget kamu, Gittaaaa…” racau kedua pria yang sedang asyik memperkosa mulut dan vagina artis berjilbab itu dari depan dan belakang.
Gita yang tak berdaya lagi hanya bisa melenguh, “Emmhhh… uummhhhh…” suara yang tertutup oleh derasnya hujaman penis Sony di mulutnya. Matanya terpejam seraya kedua tangannya mencengkeram pangkal paha Sony erat.
Betapa pemandangan yang menggairahkan! Bagaimana tidak? Artis cantik berjilbab pendek itu sudah telanjang hanya rok dalamannya yang berwarna pink tersingkap sepinggang sedang menungging. Dua orang pria sedang sibuk menyetubuhinya dari depan dan belakang.
Tubuh Gita yang sudah amat kepayahan menghadapi serangan penis pemerkosanya mendadak bergetar hebat. Nampaknya Gita telah mencapai puncak orgasmenya. Dan bersamaan dengan itu pula, “Aaahh… Giittaahh… nniihhh!!” teriak Herry kala mencapai puncak orgasmenya sembari menyodok dalam-dalam penis ke dalam liang surga Gita.
Crrooottt… crooot… crottt… sperma sang produser itupun menyembur ke dalam rahim sang artis berjilbab. Dan tak lama kemudian Sony pun menyusul dengan memuncratkan spermanya di wajah Gita. Sebagian muncratan sperma Sony nampak membasahi jilbab pendek merah satin yang dikenakan oleh Gita.
Mereka bertiga pun tersungkur lemas di atas ranjang itu dengan Herry menindih tubuh Gita yang sedang tengkurap sedangkan Sony nampak terduduk lemas mengangkang di depan kepala artis berjilbab itu.
Satu setengah jam kemudian kedua pria itu kembali melampiaskan hasrat birahinya yang terpendam selama ini terhadap Gita sang artis berjilbab. Nampak Sony sedang duduk dibangku yang ada samping ranjang sedang memangku Gita yang diposisikan duduk membelakanginya. Sedangkan Herry sang produser sinetron itu nampak berdiri diatas ranjang asyik memaju mundurkan penisnya ke dalam mulut Gita seraya memegangi kepala yang terbalut jilbab merah satin itu.
Hampir seharian mereka memperkosa tubuh sintal milik Gita si artis dangdut berjilbab itu sepuas-puasnya tanpa memberi kesempatan pada anak buah mereka untuk ikut mencicipi juga. Yah maklumlah, namanya juga bos. Masa yang enak mau dibagi-bagi?
Gita yang telah dinodai seharian oleh si produser dan sutradara sinetron bejat itu, tidak dapat berbuat banyak setelah menerima ancaman mereka. Apabila ia buka mulut, rekaman perkosaan itu akan mereka sebarluaskan. Klise, namun ampuh.
Gita, artis berjilbab itu akhirnya pulang dengan membawa kisah kelam yang tak akan dapat diceritakannya. Bukannya job sinetron yang ia dapat melainkan sex job!
read more →

Kimcil Jawa

Kali ini saya akan mengulas tentang fenomena masyarakat tentang "KIMCIL " yang identik dengan cewek ABG yang masih muda, cantik, imut yang bisa membuat semua laki laki terpesona.



(gambar hanya ilustrasi saja)

Entah kapan dan siapa yang mencetus Istilah KIMCIL, yang jelas tidak ada definisi yang jelas tentang KIMCIL, tidak ada kriteria yang jelas dan tidak ada batasan yang jelas untuk membedakan antara KIMCIL atau bukan.



Namun ternyata setelah surfing di Google akhirnya saya menemukan bahwa ternyata " KIMCIL" adalah sebuah singkatan dari (maaf) Kimpet Cilik, Namun karena konotasi dari kata " Kimpet " yang negatif maka banyak orang yang beranggapan kalau KIMCILadalah Kimpol Cilik atau Kempol Cilik ( Dalam Bahasa Jawa, Kempol : Betis)



Mungkin maksud KIMCIL adalah Betis Kecil para anak sekolahan atau anak kuliahan yang berusia sekitar 15 - 23 Tahun. Sudah jelas bahwa KIMCIL adalah sebutan untuk Cewek ABG yang Centil, Kemayu, Sok Imut dan suka narsis foto foto dengan pakaian minim.

Sebagian orang (wanita) tidak mau di panggil KIMCIL atau disamakan dengan KIMCIL , karena menurut mereka (wanita) KIMCIL dianggap telah merendahkan derajat/martabat wanita.

Kalau sudah begini salah siapa??? ,tentunya karena budaya barat yang merusak kebudayaan ketimuran. Coba bayangkan...apakah ada KIMCIL di tahun 90an???wkwkwk

Pendidikan moral, agama dan sopan santun nampaknya harus di ajarkan dari usia dini. Agar para ABG labil yang polos tidak menjadi Seorang KIMCIL.

Mau jadi apa bangsa ini kalo cuma meniru gaya hidup orang barat tanpa meniru teknologi canggih orang barat, bisa bisa bangsa kita terjajah secara tidak langsung.

Saran dari saya, ajari anak perempuan, adek perempuan, keponakan perempuan dan saudara perempuan anda untuk senantiasa memakai jilbab atau pakaian yang menutup aurat agar tidak di cap sebagai KIMCIL.

Cukup sekian artikel yang saya sampaikan, jika ada kesalahan pada penulisan saya mohon maaf sebesar besarnya. Artikel ini saya buat agar tidak ada lagi aliran KIMCIL baru yang bermunculan.
read more →