Tante Lola

Tak kusangka dia memintaku datang ke kamarnya. Aku sedikit gugup dan gemetar. Aku dia akan marah, karena tadi aku melihat dia sedang bugil tanpa ku sengaja. Namun justru sebaliknya, wanita teman mamaku itu mengajakku untuk bercumbu. Dengan remasan dan usapan jemarinya, aku jadi terangsang. Aku balas mencumbunya, sehingga aku sampai puncak kenikmatan yang tertinggi pada malam itu.
Kisahku ini terjadi sekitar empat tahun yang lalu. Saat itu aku masih duduk bangku SMU kelas 2. Usiaku ketika itu baru genap 17 tahun. Aku pria berpostur jangkung. Tinggiku 172 cm dan berat badanku 56 kg saat itu. Aku punya wajah yang ganteng dan imut - imut. Aku merasa bangga dengan kelebihan yang kumiliki saat itu. Tak gadis - gadis jatuh hati padaku. Namun aku masih bloon dan tidak berpengalaman, sehingga tak jarang menolak cinta gadis gadis - gadis tersebut.
Sebut saja namaku bintang. Aku tinggal bersama orang tua di kota Bogor. Aku juga sekolah di sebuah SMU swasta yang berada dibogor. Di sana aku banyak temen dan disukai oleh hampir semua guru pengajar, sebab aku pintar dan aktif di dalam kegiatan. Aku selalu rangking pertama di kelas. Banyak teman - teman cowokku yang merasa iri padaku. Sebab hampir tiap hari, aku selalu dikerumuni cewek - cewek cantik.
Papa dan mamaku juga begitu sayang dan cinta padaku. Aku tidak pernah mengecewakan mereka. Justru sebaliknya aku selalu membuat mereka bangga dengan prestasi yang kuraih dari sekolah maupun di dalam masyarakat. mamah begitu sayang dan perhatian padaku, Sedangkan papa selalu kerja untuk mencukupi segala kebutuhan kami sekeluarga. Mamah terkenal ramahdan bisa gaul. Mamah banyak teman di mana - mana. Mama selalu sibuk dengan acara arisan ibu - ibu aku kadang diajak dalam acara - acara mamah. tidak heran bila banyak teman - teman bilang aku ini anak mamah, sebab sering jalan bareng dengannya. Aku juga tambah pergaulan. Aku jadi kenal dengan para ibu pejabat. Mereka sangat ramah dan menghargaiku, bagitupun aku. Aku begitu menghormati dan menghargai mereka, seperti aku menghormati dan mengahargai mamaku sendiri.
Dari sekian banyak teman mamahku yang aku kenal, tante Lola yang selalu kukenang dan kuingat. Sebab dialah wanita pertama yang telah membarikan warna baru dalam hidupku, terutama dalam pelajaran sex. Tante Lola adalah seorang istri pengusaha sukses di kota  Bogor. Usianya sekita 40 tahun. Hampir sama dengan usia mamahku. Hanya saja dia kelihatan lebih muda dan cantik serta seksi.
Pertama aku kenal dengannya hanya biasa - biasa  saja tak ada yang istimewa. Hari itu hari minggu, mamah mengajaku main ke rumah dia. Ternyata dai sebagai seorang istri pengusaha yang sukses sering ditinggal  oleh suaminya ke luar kota untuk melakukan urusan bisnis usaha. Tiga orang anaknya juga masih sedang meniimba ilmu semua. Anak pertama sedang kuliah S2 di Universitas Trisakti Jakarta. Anak keduanya sudah kuliah tingkat 1 di Universitas Indonesia fakultas ekonomi. Sedangkan anak ketiganya cewek. Dia baru kelas 3 SLTP di kota bogor. Rupanya keluarga tante Lola sangat memperhatikan pendidikan. Aku begitu kagum dengan anak - anak tante Lola. Mereka pintar dan cerdas - cerdas. Aku ingin seperti mereka. Kelak setelah lulus SMU, ingin mengikuti SIPENMARU. Aku ingin kuliah di Universitas Negeri. Kalau diterima, aku ingin  sekali mengambil fakultas hukum yang punya kredibilitas  yang tinggi, serta bisa memperbaiki citra hukum  Indonesia yang semakim terpuruk. Baik di masyarakat Indonesia sendiri, maupun masyarakat Internasional. Karena seringnya banyak terjadi pelanggaran HAM.
Ketiga anak tante Lola tidak ada yang tinggal bersamanya. Kedua anaknya kuliah, tinggal bersama saudaranya di Jakarta. Sedangkan Aura putrinya yang ketiga, tinggal di rumah neneknya yang kebetulan dekat dengan sekolah Aura. Tante Lola tiap hari selalu hidup sendirian. Makanya dia sering keluar rumah mencari hiburan dan melakukan kegaitan - kegiatan yang positif. Bahkan tante Lola mengajak mamahku untuk melakukan kegiatan bersama.
Kalau mamah tidak mengunjunginya, maka tante Lola yang giliran datang ke rumah kami.Kalau kebetulan tante Lola datang dan mamah tidak ada, aku yang menemaninya ngobrol. Dia kelihatan senang dan bersemangat jika ngobrol bareng sama aku. Entah mengapa ? aku sendiri saat itu masih tidak mengerti. Bahkan tak jarang tante Lola memberiku hadiah. Aku merasa senang karena diperhatikan olehnya. Mama juga senang dengan semua pemberian hadiah dari tante Lola. Wanita yang sebaya dengan mamahku itu sudah kuanggap seperti saudara sendiri.
Suatu hari mamah menemuiku di kamar. Saat itu aku asyik membaca buku kimia. Melihat kehadiran  mama aku segera menutup buku dan meletakannya diatas meja belajarku.
"Kamu lagi belajar, Bintang?" tanya mama seraya mendekat kearahku. " iya mah....."
"Apa mamah bisa minta bantuan kamu ?" Bisa minta bantuan apa ?" mengantarkan titipan buat tante Lola ..."
"Tante Lola ?" Iya kamu hafalkan alamat rumahnya ?" Hafal mah..." Barangnya sudah dibungkus kado, kamu tinggal antarkan saja kerumah tante Lola ..."
" Kapan ngirimnya, mah ?' Sekarang, pakai saja mobil mamah. Tapi kamu harus hati - hati jangan ngebut dijalanan ...!" kata mamah sambil mengacungkan jemari telunjuknya kearahku. Tentu saja aku senang dengan tugas itu. Apalagi aku disuruh membawa mobil mamah. pasti asyik dan menyenangkan.
Aku segera saja meluncur kerumah tante Lola. Waktu itu hari Sabtu sore malam Mminggu. Tanggalnya aku lupa, tapi bulan tahun aku masih ingat, Januari 1998. Sore itu cuaca cukup cerah. Aku membawa bungkusan kado yang diberikan olah mamah untuk tante Lola.
Setiba sangat sepi. Aku terus saja melangkah menuju teras rumah yang megah dan besar itu. Pagar rumah tidak dikunci, sehingga aku bisa leluasa masuk. Mobil Taruna milik tante Lola diparkir didepan rumah, berati dia ada. Fikirku dalam hati.
Ketika aku sedang merasa kebingungan seorang wanita umur enam puluhan  muncul sambil membawa kain lap ditangannya. Dengan tergopoh ia datang mendekatiku. " Cari siapa den ?" tanya wanita tua tua itu ramah. " Anu mbok, tante Lola ada ?" tanyaku dengan ramah pula. Aku tahu dia itu pembantu tante Lola. " Oo ada, tapi beliau sedang mandi. Aden disurrhnya masuk kedalam ... " Terima kasih, mbok ..." Sambil membawa bungkusan kado, aku segera melangkah masuk mengikuti langkah wanita tua itu. Aku disuruhnya duduk diruang tamu. Kemudian wanita tua itu masuk lagi kedapur. Tidak lama kemudian keluar sambil membawa menuman segar untukku. Setelah menyuguhkan dan mempersilahkan aku minum,  wainta tua itu kembali lagi ke dapur untuk melanjutkan pekerjaannya. Tapi aku kaget, ketika wanita tua itu muncul lagi. Ada apa mbok ?" tanyaku heran. " Aku disuruh belanja ke pasar oleh nyonya. Aden dipanggil nyonya didalam..." Dimana  mbok ?" Dari sini lurus, lalu belok ke kanan. Nyonya menunggu aden di ruang tengah ..." Baiklah mbok, aku mau kesana ..." Silahkan, mbok juga mau belanja ke pasar ..." Wanita itu berlalu dari hadapanku. Kemudian aku melangkah masuk menuju keruangan tengah. Tapi tanpa sengaja aku melewati kamar tenat Lola. Saat itu pintu terbuka setengah. Kulihat dengan nyat dan gamblan sesosok tubuh tanpa busana sedang berdiri sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk kering. Mataku tak berkedip memandang keindahan dan kemontokan tubuh tante Lola. Baru kali itu aku melihat keelokan serta kemontokan tubuh tante Lola. Ternyata ia tak kalah menariknya  dari para gadis yang masih perawan. Pinggulnya besar dan menggoda. Buah dadanya yang besar dan kencang nampak begitu lembut dan putih. Bahkan gundukan bukit yang ditumbuhi rumput tebal itu nampak terlihat jelas. Birahi jadi bergolak. Dadaku bergemuruh menahan perasaanku. Aku segra melanjutkan langkahku dengan fikiran yang tidak senang, karen terus terbayang dengan tubuh tante Lola yang mulus dan seksi itu. Biarpun usianya sudah setengah baya, tapi dia masih tetap menarik dan mampu membangkitkan kejantananku. Mukaku mendadak jadi pucat. Keringat dingin mulai menetes dari keningku.

Author

Written by Admin

Aliquam molestie ligula vitae nunc lobortis dictum varius tellus porttitor. Suspendisse vehicula diam a ligula malesuada a pellentesque turpis facilisis. Vestibulum a urna elit. Nulla bibendum dolor suscipit tortor euismod eu laoreet odio facilisis.

0 komentar: